Fenonema
Facebook (Rugi Jika Tak Baca)
HATI HATI TULIS STATUS MULUTMU
HARIMAUMU
STATUSMU DAN INBOXMU DICATAT OLEH MALAIKAT
STATUSMU DAN INBOXMU DICATAT OLEH MALAIKAT
“INGATLAH JIKA PERBUATAN DAN HATI
AKAN DIHISAB DI AQHIRAT NANTI” [ 21:1]
Tanpa kita sadari, setan menggangu
kita melalui situs ini. Jika kita tidak berhati-hati dan koreksi diri kita
dapat terjerumus dalam berbagai dosa & maksiat. Demi Masa, sesungguhnya
manusia dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ketika perpecahan keluarga menjadi
tontonan yang ditunggu dalam sebuah episode infotainment setiap hari.
Ketika aib seseorang ditunggu-tunggu
ribuan mata bahkan jutaan dalam berita-berita media massa.
Ketika seorang celebritis dengan
bangga menjadikan kehamilannya di luar pernikahan yang sah sebagai ajang
sensasi setan yang ditunggu-tunggu …’siapa calon bapak si jabang bayi?’
Ada kabar yang lebih menghebohkan,
lagi-lagi seorang celebritis yang belum resmi berpisah dengan suaminya, tanpa
rasa malu berlibur, berjalan bersama pria lain, dan dengan mudahnya
mengolok-olok suaminya.
Wuiih……mungkin kita bisa berkata ya
wajarlah artis, kehidupannya ya seperti itu, penuh sensasi. Kalau perlu dari
mulai bangun tidur sampai tidur lagi, aktivitasnya diberitakan dan dinikmati
oleh publik.
Wuiiih……ternyata sekarang bukan
hanya artis yang bisa seperti itu, sadar atau tidak, ribuan orang sekarang
sedang menikmati aktivitasnya, apapun, diketahui orang , dikomentarin orang
bahkan mohon maaf ….’dilecehkan’ orang, dan herannya perasaan yang didapat
adalah kesenangan.
Fenomena itu bernama facebook ,
setiap saat para facebooker meng update statusnya agar bisa dinikmati dan
dikomentarin lainnya. Lupa atau sengaja hal-hal yang semestinya menjadi
konsumsi internal keluarga, menjadi kebanggaan di statusnya. Lihat saja
beberapa status facebook :
Seorang wanita menuliskan
“Hujan-hujan malam-malam sendirian, enaknya ngapain ya…..?” —— kemudian puluhan
komen bermunculan dari lelaki dan perempuan, bahkan seorang lelaki temannya
menuliskan “Mau ditemanin? Dijamin puas deh…”
Seorang wanita lainnya menuliskan
“Bangun tidur, badan sakit semua, biasa….habis malam jumat ya begini…” kemudian
komen2 nakal bermunculan…
Ada yang menulis “ bete nih di rumah
terus, mana misua jauh lagi…. ”, —-kemudian komen2 pelecehan bermunculan.
Ada pula yang komen di wall temannya
“ eeeh ini si anu ya …., yang dulu dekat dengan si itu khan? Aduuh dicariin tuh
sama si itu….” —-lupa klu si anu sudah punya suami dan anak-anak yang manis.
Yang laki-laki tidak kalah hebat
menulis statusnya “habis minum jamu nih…., ada yang mau menerima tantangan ?
’—-langsung berpuluh2 komen datang.
Ada yang hanya menuliskan, “lagi
bokek, kagak punya duit…”
Ada juga yang nulis “ mau tidur nih,
panas banget…bakal tidur pake dalaman lagi nih ” .
Dan ribuan status-status yang
numpang jahilliyah dan pengen ada komen-komen dari lainnya.
Dan itu sadar atau tidak sadar
dinikmati oleh indera kita, mata kita, telinga kita, bahkan pikiran kita.
Ada yang lebih kejam dari sekedar
status facebook, dan herannya seakan hilang rasa empati dan sensitifitas dari
tiap diri terhadap hal-hal yang semestinya di tutup dan tidak perlu di
tampilkan.
Seorang wanita dengan nada guyon
mengomentarin foto yang baru sj di upload di albumnya, foto-foto saat SMA dulu
setelah berolah raga memakai kaos dan celana pendek…..padahal sebagian besar yg
di dalam foto tersebut sudah berjilbab
Ada seorang karyawati mengupload
foto temannya yang sekarang sudah berubah dari kehidupan jahiliyah menjadi
kehidupan islami, foto saat dulu jahiliyah bersama teman2 prianya bergandengan
dengan ceria….
Ada pula seorang pria meng upload
foto seorang wanita mantan kekasihnya dulu yang sedang dalam kondisi sangat
seronok padahal kini sang wanita telah berkeluarga dan hidup dengan tenang.
Rasanya hilang apa yang diajarkan
seseorang yang sangat dicintai Allah…., yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam, Rasulullah kepada umatnya. Seseorang yang sangat menjaga kemuliaan
dirinya dan keluarganya . Ingatkah ketika Rasulullah bertanya pada Aisyah
radhiyallahu ‘anha:
“ Wahai Aisyah apa yang dapat saya
makan pagi ini?” maka Istri tercinta, sang Humairah, sang pipi merah Aisyah
menjawab, “ Rasul, kekasih hatiku, sesungguhnya tidak ada yang dapat kita makan
pagi ini”. Rasul dengan senyum teduhnya berkata, “Baiklah Aisyah, aku berpuasa
hari ini”. Tidak perlu orang tahu bahwa tidak ada makanan di rumah rasulullah….
Ingatlah Abdurahman bin Auf
radhiyallahu ‘anhu mengikuti Rasulullah berhijrah dari mekah ke madinah, ketika
saudaranya menawarkannya sebagian hartanya, dan sebagian rumahnya, maka
abdurahman bin auf mengatakan, tunjukan saja saya pasar. Kekurangannya tidak
membuat beliau kehilangan kemuliaan hidupnya. Bahwasanya kehormatan menjadi
salah satu indikator keimanan seseorang, sebagaimana Rasulullah, bersabda,
“Malu itu sebahagian dari iman”. (Bukhari dan Muslim).
Dan fenomena di atas menjadi Tanda
Besar buat kita umat Islam, hegemoni ‘kesenangan semu’ dan dibungkus dengan
‘persahabatan fatamorgana’ ditampilkan dengan mudahnya celoteh dan status dalam
facebook yang melindas semua tata krama tentang malu, tentang menjaga
Kehormatan Diri dan keluarga .
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam menegaskan dengan sindiran keras kepada kita
“Apabila kamu tidak malu maka
perbuatlah apa yang kamu mau.” (Bukhari).
Arogansi kesenangan semakin
menjadi-jadi dengan tanpa merasa bersalah mengungkit kembali aib-aib masa lalu
melalui foto-foto yang tidak bermartabat yang semestinya dibuang saja atau
disimpan rapat.
Bagi mereka para wanita yang
menemukan jati dirinya, dibukakan cahayanya oleh Allah sehingga saat di masa
lalu jauh dari Allah kemudian ter inqilabiyah – tershibghoh, tercelup dan
terwarnai cahaya ilahiyah, hatinya teriris melihat masa lalunya dibuka dengan
penuh senyuman, oleh orang yang mengaku sebagai teman, sebagai sahabat.
Maka jagalah kehormatan diri, jangan
tampakkan lagi aib-aib masa lalu, mudah-mudahan Allah menjaga aib-aib kita.
Maka jagalah kehormatan diri kita,
simpan rapat keluh kesah kita, simpan rapat aib-aib diri, jangan bebaskan
‘kesenangan’, ‘gurauan’ membuat Iffah kita luntur tak berbekas.
catatan
***” Iffah (bisa berarti
martabat/kehormatan) adalah bahasa yang lebih akrab untuk menyatakan upaya
penjagaan diri ini. Iffah sendiri memiliki makna usaha memelihara dan
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak halal, makruh dan tercela.”
Beberapa orang sering dgn mudahnya
meng-up date status mereka dgn kata-kata yg tidak jelas” entah apa tujuannya
selain untuk numpang beken, cari perhatian dan pengin ada komen-komen dari
lainnya”.
> Dingin . . .
> B.E.T.E. . . .
> Capek
> Puanass buaget neh !
> Arghhh .. . !!!!
> Gile tuh org !
> . . .
> Aku masih menanti . . .
etc….
_______________________________________________#
> B.E.T.E. . . .
> Capek
> Puanass buaget neh !
> Arghhh .. . !!!!
> Gile tuh org !
> . . .
> Aku masih menanti . . .
etc….
_______________________________________________#
Mohon kiranya untuk men-tag ataupun
men-sharing artikel ini dengan orang yang Anda kasihi demi kebaikan kita
bersama.
“Barang siapa menempuh jalan untuk
mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”( HR Muslim)
Apabila ada kebaikan dalam catatan
ini, maka sebaiknya mari kita SEBARKAN untuk dibaca oleh orang yg kita cintai
“Orang yang menyeru
(menyuruh/menasehatkan) kepada kebaikan akan memperoleh pahala seperti orang
yang mengamalkan seruannya, tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan
sedikitpun. Sebaliknya, orang yang menyeru kejahatan akan mendapatkan dosa
seperti orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi dosa orang yang
mengamalkannya sedikitpun.” (HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar