"AKU MENCIUM BAU SURGA"
Sebelum
Meninggal Dia Mengatakan, “Aku Mencium Bau Surga!”
Seorang
Doktor bercerita kepadaku, “Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan
bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku
sampai, ternyata pasien tersebut adalah seorang pemuda yang sudah meninggal
-semoga Allah merahmatinya-. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap
hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka
ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?
Pemuda ini
terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas
kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah
perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi
apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit dan mengerang sakit? Atau menyuruh agar
segera sampai ke rumah sakit? Ataukah ia marah dan jengkel? Atau apa?
Orang
tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka, ‘Jangan
khawatir! Saya akan meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau surga.!’
Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat tersebut di
hadapan pada dokter yang sedang merawat. Meskipun mereka berusaha
berulang-ulang untuk menyelamatkannya, ia berkata kepada mereka, ‘Wahai
saudara-saudara, aku akan mati, jangan kalian menyusahkan diri sendiri… karena
sekarang aku mencium bau surga.’
Kemudian
ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta
maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada
saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Asyhadu alla ilaha
illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah. ‘ Ruhnya melayang kepada Sang
Pencipta SWT.
Allahu
Akbar… apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat
tidak mampu terucap… dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa kecuali
hanya mengulang dan mengingat Firman Allah SWT,
‘Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat.’ (Ibrahim: 27).
Tidak ada
yang perlu dikomentari lagi.”
Ia
melanjutkan kisahnya,
“Mereka
membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudara Dhiya’ di tempat
memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa
keanehan yang terakhir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesudah shalat
Maghrib pada hari yang sama.
I. Ia
melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat.” Ini
merupakan tanda-tanda Husnul Khatimah.
II. Ia
katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga pada persendiannya seakan-akan
dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai
sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh orang yang
sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.
III.
Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan
jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiaannya, sementara
jari-jari yang lain ia genggam.
Subhanallah…
sungguh indah kematian seperti ini. Kita bermohon semoga Allah menganugrahkan
kita Husnul Khatimah.
Saudara-saudara
tercinta… kisah belum selesai…
Saudara
Dhiya’ bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang ia lakukan semasa
hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah
anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau
duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang ter-larang? Atau ia
tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr,
narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia dapatkan
Husnul Khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkannya;
meninggal dengan mencium bau surga.
Ayahnya
berkata,
‘Ia selalu
bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan
keluarga dan seisi rumah agar dapat melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Ia
gemar menghafal al-Qur’an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di
SMU’.”
Aku
katakan, “Maha benar Allah yang berfirman,
‘Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan),
‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah
kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu” Kamilah
Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu
memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang
kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengam-pun lagi
Maha Penyayang.’ (Fushshilat: 30-32).”
Dalam
sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
“Ada tujuh
golongan orang yang akan mendapat naungan Allah pada hari tiada naungan selain
dari naunganNya…di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melakukan
ketaatan kepada Allah.”
Dalam
sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhr RA, ketika perang Uhud ia berkata,
“Wah…angin surga, sungguh aku telah mecium bau surga yang berasal dari balik
gunung Uhud.”
________________________________________________________________________________
Aroma Kasturi
Keluar Dari Hidung Jenazah Seorang Wanita Saat Dimandikan
Ummu Ahmad
ad-Du’aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang
gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum
meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya “Bagaimana keadaanmu wahai
fulanah.?” Ia menjawab, “Baik, alhamdulillah.” Tetapi beberapa saat setelah itu
ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.
Mereka
membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas
kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul
senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan
luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak
mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang
memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah
bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang
merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.
Kemudian
aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya
semasa hidup? Ia menjawab, “Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah
meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik.
Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah
berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu
dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya
mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh
terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal.”
Aku
katakan, “Benarlah perkataan syair,
Detak
jantung seseorang berkata kepadanya,
bahwa
kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.
Camkanlah
itu dalam dirimu sebelum engkau mati,
Seorang
insan mengingat umurnya yang hanya sedetik.”
Dan
perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,
“Dan Allah
telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada.” (Maryam: 31).
Lalu ummu
Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17
tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu
beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya
Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya
kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah
yang Maha Tahu.
Kita
bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.
Wahai
saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah
engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan
wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang
engkau pilih?
ya allah,, ya tuhanku ampuni hambamu
ini jgn kau pikul beban yg berat yg tak sanggup hamba pikul matikan hamba dalam
agama islam yaitu khusnul khatimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar