KEMATIAN
YANG INDAH
Dari
Seorang Sahabat..
...Bahan
Renungan Untuk Anda, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja...
Luangkanlah
waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini...
Alhamdulillah,
Anda beruntung telah terpilih untuk mendapatkan kesempatan membaca ini.
Aktifitas
keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. kita seolah lupa dengan
sesuatu yang kita tak pernah tau kapan kedatangannya.
Sesuatu
yang bagi sebagian orang sangat menakutkan.Tahukah kita kapan
kematian
akan menjemput kita???
Berikanlah
waktu anda dan bacalah sampai habis, semoga dapat menjadikan
hikmah
buat kita semua dan sadar, bahwa kita akan mati dan tinggal
menunggu
waktunya,
semoga
kita termasuk dlm orang2 yg khusnul khotimah.... amien.... .
Tatkala
masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku
dalam
lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulang
dari
keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam
shalatnya
yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama,
apalagi
jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku
sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :
"Alangkah
sabarnya mereka....setiap hari begitu...benar- benar mengherankan!"
Aku belum
tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah
shalat
orang2 pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat kepada Allah.
Setelah
menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang
matang.
Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat
selalu
kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu. Setelah tamat dari
pendidikan,
aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku.
Perkenalanku
dengan teman2 sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang
terasing. Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi
suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup
sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati. Aku ditugaskan
mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol.. Di samping menjaga keamanan
jalan,tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Pekerjaan baruku
sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi
tinggi. Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan
sering melamun sendirian .... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara.
Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang2 yang mengadu
kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas..
Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku
lupakan. Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos
jalan.. Kami asyik ngobrol ... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan
yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan
dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan. Kami segera berlari
menuju tempat kejadian untuk menolong korban. Kejadian yang sungguh tragis.
Kami lihat
dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan
dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kami cepat2 menuju mobil satunya.
Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan.
Kami
kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun
mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah
"Laailaaha
Illallaah ..... Laailaaha Illallaah .." perintah temanku.. Tetapi sungguh
mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku
merinding.. Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat
...Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik
dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang
sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun
keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat.Tetapi keduanya tetap terus saja
melantunkan lagu. Tak ada gunanya .... Suara lagunya terdengar semakin melemah
.... lemah dan lemah sekali.. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul
orang kedua tak ada gerak .... keduanya telah meninggal dunia. Kami segera
membawa mereka ke dalam mobil. Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun.
Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening...
Kesunyian
pecah ketika temanku mulai bicara...Ia berbicara tentang hakikat
kematian
dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata "Manusia akan
mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk..
Kesudahan
hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia.
Ia
bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yg diriwayatkan dalam
buku2 islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya
sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan
kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian.
Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa
kami
sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa
ini benar2
memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali. Tetapi
perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali
pada
kebiasaanku semula ... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang
menimpa
dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu. Tetapi sejak saat itu, aku
memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu2. Aku tak mau
tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan
lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu. Kejadian
yang menakjubkan !.
Selang
enam bulan dari peristiwa mengerikan itu .... sebuah kejadian menakjubkan
kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai
mobilnya
dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah
terowongan
menuju kota . Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang
kempes.
Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep,
tiba2
sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki
itupun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan
seorang kawan (bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama)
cepat-cepat
menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami
menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih sangat
muda, wajahnya begitu bersih.Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup
panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika
kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar
dari mulutnya.
Subhannallah..
! Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ... dengan suara amat lemah.
Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantun kan
ayat-ayat suci Al-Qur'an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya
patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan
ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup, aku tak pernah
mendengar bacaan Al-Qur'an se indah itu.
Dalam
batin aku bergumam sendirian "Aku akan menuntunnya membaca
syahadat
sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu ... apalagi
aku sudah
punya pengalaman." aku meyakinkan diriku sendiri. Aku dan
kawanku
seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang
merdu itu.
Sekonyong-konyong
sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup ke
setiap
rongga. Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang. Ku saksikan dia
mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku
melompat ke belakang. Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada
yang terasa...
Dia telah
meninggal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes,
kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku
kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian
pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir.
Suasana dalam mobil betul2 sangat mengharukan.
...Sampai
di rumah sakit .....Kepada orang-orang di sana , kami mengabarkan perihal
kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan.
Banyak
orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan
air mata.
Salah
seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri
jenazah
dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk
tidak
beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. . .
Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua ingin ikut
menyolatinya.
Salah
seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut
mengantar jenazah
hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika
kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan
itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Disana almarhum juga menyantuni para
janda, anak yatim dan orang-orang miskin.
Ketika
terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah2an dan
barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku2 agama dan
kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi2kan kepada orang2 yang dia santuni.
Bahkan juga membawa permen untuk dibagikan kepada anak-anak kecil.
Bila tiba
saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. hanya ada satu harap, semoga
kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah
kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan.
Hari ini,
semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal2 yang nyata :
"memperbaiki diri dan mengajak orang lain "
Allah Swt
berfirman: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya
pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang
siapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. " (QS. Al-Imran:185)
Rasulullah
Saw telah mengingatkan dalam sabdanya, "Barangsiapa yang
lambat
amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya."
Saudaraku,
siapa yang tau kapan, dimana, bagaimana, sedang apa, kita
menemui
tamu yang pasti menjumpai kita, yang mengajak menghadap Allah
SWT.
Orang yang
cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian
dalam
waktu-waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan persiapan
untuk
menghadapinya.
Note :
amalkan ilmu, sampaikan walau satu ayat, salah satu amalan yang
terus
mengalir walau seseorang sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat.
Begitulah
hendaknya engkau nasehati dirimu setiap hari karena engkau
tidak
menyangka mati itu dekat kepadamu bahkan engkau mengira engkau
mungkin
hidup lima puluh tahun lagi, Kemudian engkau menyuruh dirimu
berbuat
taat, sudah pasti dirimu tidak akan patuh kepadamu dan pasti ia
akan
menolak dan merasa berat untuk mengerjakan ketaatan.
Nasehat
ini terutama untuk diri saya sendiri, dan saudara-saudaraku seiman pada
umumnya.
Orang
Cerdas Adalah Orang Yang Mengingat Akan Kematian,
Semoga
bermanfaat bagi kita semua, Amiin.....
dari
seorang sahabat...,
Posted
by Hadrian Maulana (dari kumpulan Kasidah Cinta).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar